Wednesday, February 1, 2017

Totorial Internetan Gratis Menggunakan KPN Tunnel di Android

Cara Internetan Gratis Menggunakan KPN Tunnel di Android
Cara Internetan Gratis Menggunakan KPN Tunnel di Android – Kembali lagi, masih membahas tentang internet gratis untuk smartphone Android, seperti kata pepatah kalo ngelakuin sesuatu itu jangan setengah-setengah, gak tau pepatah siapa itu yang jelas ane sering dengar kata-kata itu.
Nah makanya saya masih setia posting dan mempublikasikan artikel tentang internet gratis tanpa pulsa dan kuota di smartphone berbasis Android, di blog yang saya kelola ini, sekalian untuk mempermudah para pengunjung untuk mencari ilmu pengetahuan seputar internet gratis di Android.
Cara Internetan Gratis Menggunakan KPN Tunnel di Android
Sebenarnya sudah banyak artikel yang saya publikasikan untuk mengakses internet secara gratis, termasuk cara internet gratis menggunakan HTTP Injector, eProxy, OpenVPN, Psiphon, SSH Tunnel dan lain sebagainya, dan sebenarnya dengan aplikasi-aplikasi yang saya sebutkan tersebut anda sudah dapat menikmati internet secara bebas tanpa harus mengeluarkan biaya.
Ya beneran tanpa pulsa dan kuota internet, tapi rasanya seperti kurang agar lebih lengkap makanya akan terus saya publikasikan cara-cara mengakses internet secara gratis di Android di blog yang saya kelola ini.
Apa Sih KPN Tunnel itu?

KPN Tunnel merupakan aplikasi yang terbilang baru di dunia Android, dan belum banyak orang yang mengetahuinya, namun aplikasi ini dapat di andalkan seperti pendahulu-pendahulunya untuk dapat mengakses internet secara gratis menggunakan bantuan SSH (Secure Shell).
Dan aplikasi ini juga bisa di bilang memiliki kesamaan dengan pendahulunya yang sangat populer yaitu aplikasi HTTP Injector dan eProxy, bahkan terbilang persis seperti memasukan data payload, bug dan SSH, hanya saja dari segi penampilan dan fitur yang terlihat jelas sangat berbeda.
Bisa anda pikirkan untuk dijadikan sebagai alternatif aplikasi untuk internet gratis, hanya saja karena aplikasi yang terbilang baru jadi aplikasi KPN Tunnel belum di kenal luas dan belum memiliki pengguna setia yang cukup banyak.
Jadi tidak seperti kawan sejenisnya yang terdapat kemudahan seperti mendapatkan “Config” dimana-mana baik itu di blog, group sosmed, dan forum, tidak seperti KPN Tunnel yang masih terbilang langka, tentu saja anda perlu bereksperimen untuk membuat config KPN Tunnel sendiri.
Tapi ada sedikit bocoran yang bisa anda jadikan referensi bahwa KPN Tunnel seperti HTTP Injector dan eProxy dalam pembuatan config, jadi anda dapat mencobanya jika sebelumnya anda pernah mencoba membuat config HTTP Injector dan eProxy.
Cara Menggunakan HTTP Injector di Android
Cara Menggunakan eProxy di Android
Cara Menggunakan Psiphon di Android
Mungkin nanti akan saya update agar mempermudah anda dalam pembuatan config KPN Tunnel, oke langsung saja tanpa basa-basi lagi berikut ini Cara Internetan Gratis Menggunakan KPN Tunnel di Android.
Bahan Yang Diperlukan :

  1. Aplikasi KPN Tunnel (Download)
  2. SIM Card (Semua operator)
  3. Config KPN Tunnel Aktif (sebaiknya anda cari di group-group facebook atau di forum, agar mendapatkan config KPN Tunnel yang masih aktif)
Cara Menggunakan Aplikasi KPN Tunnel Untuk Internet Gratis :
  1. Download aplikasi KPN Tunnel Klik Disini
  2. Install Aplikasinya
  3. Jika Sudah buka Aplikasi 9Apps dan klik di pencarian Aplikasi dengan kata kunci “KPN Tunnel”, yang perlu diketahui aplikasi Kpn Tunnel hanya tersedia di Pencarian Aplikasi 9Apps saja.
  4. Jika sudah ketemu Kpn Tunnelnya lalu klik install dan jalankan aplikasinya.
  5. Lalu, pilih icon titik tiga di kanan atas layar Android anda.
  6. Pilih “Config >>” lalu pilih “Import”.
  7. Cari dan pilih config KPN Tunnel yang sudah tersimpan di SD Card.
  8. Sekarang, pilih “Switch Service”, Selesai.

Catatan : Cara di atas merupakan teknik dasar penggunaan KPN Tunnel dengan menggunakan config, config tersebut merupakan data yang sudah tersusun sebelumnya seperti data payload, bug, remote proxy, dan ssh, cocok untuk anda yang menginginkan penggunaan secara instant, akan tetapi anda harus mencari config tersebut biasanya config tersebut banyak di “share” di blog, group facebook, forum dan lain sebagainnya.
Begitulah Cara Internetan Gratis Menggunakan KPN Tunnel di Android, cara di atas sebenarnya bisa anda kembangkan menjadi sangat berkualitas, asalkan anda tahu penempatan yang benar dan tahu fungsi dari fitur-fitur yang di sediakan oleh aplikasi KPN Tunnel, maka dari itu kreatifitas anda akan di uji dalam proses pengembangan.
Oke mungkin hanya itu saja yang dapat saya sampaikan, semoga saja artikel yang saya buat dan saya publikasikan di blog ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pengunjung/pembaca, jangan lupa pantengin terus blog ini ya, sampai bertemu lagi di artikel yang selanjutnya.

Tutorial Internet Gratis Unlimited Dengan HTTP Injector Android

Selamat datang di blog tutorial internet gratis android, kali ini saya akan member trik internet gratis di android menggunakan HTTP Injector, Trik ini sebenarnya sudah sangat lama, tetapi kali ini saya akan menyempatkan berbagi cara internet gratis android menggunakan HTTP Injector , Semoga bisa dipahami.

Sebelum masuk ke tahap tutorial, saya akan menjelaskan sedikit tentang trik internet gratis dengan HTTP Injector :

HTTP Injector adalah sebuah aplikasi yang berguna untuk membuat configurasi dengan memanfaatkan coding payload dan bug host yang bisa diakses secara gratis.
Tujuan HTTP Injector adalah untuk memanfaat kan Sebuah bug host dengan coding payload dan juga akun SSH Sehingga kita bisa mengakses internet dengan gratis setelah Payload + Bugs Host + SSH  yang kita gunakan masih berfungsi atau masih aktif, Pada intinya Payload, bug host dan SSH adalah yang berperan penting untuk bisa mengakses internet gratis di android.

Pada tutorial kali ini saya akan membahas tentang tutorial internet gratis menggunakan android dengan HTTP Injector tanpa harus mengcofigurasi Coding payload, Bugs host, dan SSH, Tetapi kita hanya perlu mengimport sebuah file Config HI yang work, tanpa harus mengkofigusari HTTP Injector dengan payload, ddl seperti yang saya sebutkan diatas.

Sebelum nya anda harus mengetahui terlebih dahulu apa itu Config HI ?
Config HI adalah perpaduan antara PAYLOAD, BUG HOST, DAN SSH yang telah di konfigurasi dan siap pakai untuk internet gratis, pada dasarnya ini adalah cara yang instan.
anda tidak harus mensetting atau konfigurasi HTTP Injector lagi, tetapi hanya mengimport file Config HI / HTTP Injector nya saja.

Berikut adalah Tutorial Internet Gratis Unlimited Bosters Speed Menggunakan HTTP Injector Di Android :
Pertama : 
Install terlebih dahulu aplikasi HTTP Injector, Download disini : HTTP Injector Terbaru.

Kedua :
Setelah anda menginstall, Wajib melakukan restart android.

Ketiga :
Setelah android telah di restart, Buka aplikasi HTTP Injector Seperti screenshot berikut :

Keempat :
Tekan di bagian Tab setting untuk mulai mengimport Config HI Work, Perhatikan screenshot dibawah ini :

Lalu Pilih Import Config :
Tutorial Internet Gratis Unlimited Bosters Speed Menggunakan HTTP Injector Di Android, Tutorial Lengkap Internet Gratis Unlimited Bosters Speed Menggunakan HTTP Injector Di Android, Trik internet gratis http injector di android, panduan internet gratis android dengan http injector, tutorial http injector, cara menggunakan http injector, config hi gratis 1 bulan, config hi terbaru oktober, config hi terbaru november 1 bulan, config hi tercepat desember 1 bulan, config hi singapura gratis, config hi 1 bulan gratis, cara penggunaan http injector lengkap

Kelima :Cari dimana letak file download Config HI Terbaru yang telah didownload diatas
config hi gratis 1 bulan, config hi terbaru oktober, config hi terbaru november 1 bulan

Keenam :
Setelah diimport akan tampil seperti screenshot dibawah ini
Setelah itu Centang Google DNS & Start SSH :
tutorial http injector, cara menggunakan http injector

Lalu START !
Tutorial Internet Gratis Unlimited Bosters Speed Menggunakan HTTP Injector Di Android, Tutorial Lengkap Internet Gratis Unlimited Bosters Speed Menggunakan HTTP Injector Di Android, Trik internet gratis http injector di android, panduan internet gratis android dengan http injector, tutorial http injector, cara menggunakan http injector, config hi gratis 1 bulan, config hi terbaru oktober, config hi terbaru november 1 bulan, config hi tercepat desember 1 bulan, config hi singapura gratis, config hi 1 bulan gratis, cara penggunaan http injector lengkap
Tag : Tutorial Internet Gratis Unlimited Bosters Speed Menggunakan HTTP Injector Di Android, Tutorial Lengkap Internet Gratis Unlimited Bosters Speed Menggunakan HTTP Injector Di Android, Trik internet gratis http injector di android, panduan internet gratis android dengan http injector.
Ketujuh :
Setelah Tekan START, Selanjutnya Buka tab LOG yang terletak di sebelah kanan tab HOME seperti screenshot dibawah ini :
Disana akan tampil LOG koneksi anda, dibawah ini adalah tampilan jika telah berhasil login, akan tampil Farword Seccsessfull dan Connected.
Trik internet gratis http injector di android

Semua tahap telah selesai, Lalu Minimize Aplikasi HTTP Injector.

Dan berikut adalah kecepatan internet gratis Internet Gratis Unlimited Menggunakan HTTP Injector Di Android:
Tutorial Lengkap Internet Gratis Unlimited Bosters Speed Menggunakan HTTP Injector Di Android
Tutorial Internet Gratis Unlimited Bosters Speed Menggunakan HTTP Injector Di Android, Tutorial Lengkap Internet Gratis Unlimited Bosters Speed Menggunakan HTTP Injector Di Android, Trik internet gratis http injector di android, panduan internet gratis android dengan http injector, tutorial http injector, cara menggunakan http injector, config hi gratis 1 bulan, config hi terbaru oktober, config hi terbaru november 1 bulan, config hi tercepat desember 1 bulan, config hi singapura gratis, config hi 1 bulan gratis, cara penggunaan http injector lengkap

CATATAN : Kecepatan internet Menggunakan HTTP Injector Di Android tergantung dengan config yang anda gunakan, Sebagai saran sebaiknya gunakan config Server Singapura, Yang saya maksud dengan config server singapura adalah config yang didalam nya menggunakan akun SSH Singapura.
Untuk mendapatkan Config HI Tercepat dengan Menggunakan Akun SSH Singapura silahkan stay di blog ini, Saya akan aktif Update mulai 1 Oktober 2015, saat ini masih proses pembelian VPS Singapura untuk membuat Config HTTP Injector.
Pastikan anda menyimpan Link blog ini. Terima kasih semoga bermanfaat !

Contoh Laporan Kunjungan Lapangan Di Rumah Sakit Dr.Sardjito

PENGELOLAAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) DR. SARDJITO YOGYAKARTA
Tinjauan Terhadap Sistem Dan Sub Sistem Rekam Medis

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN
 .......................................................



 













Disusun Oleh :









 .......................................................

 .......................................................








LEMBAR PENGESAHAN

.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................

















KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada kita semua penulis tidak lupa mengucapkan syukur sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan  kunjungan lapangan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta. Kunjungan  ini penulis laksanakan hanya untuk laporan yang dibuat adalah salah satu syarat mendapatkan Kartu Hasil Semester ganjil agar dapat mengikuti semester berikutnya. Sebagai tambah wawasan dan memotivasi mahasiswa-mahasiswi  ....................................................... tentang Rekam  Medis. Selama kunjungan penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama :
1.       .......................................................
2.         .......................................................
3.        .......................................................
4.        .......................................................
5.         .......................................................
6.        .......................................................
7.         .......................................................
Semoga Allah SWT membalas atas semua bantuan dan bimbingannya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran, karena dalam penulisan laporan ini penulis masih belajar dan belum sempurna.



....................................

Penulis






DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL.......................................................................................  i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv      
DAFTAR TABEL.............................................................................................       v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................    vii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.........................................................................1
B.Rumusan masalah.....................................................................2
C.Tujuan Pelaksanaan..................................................................2
D. Manfaat...................................................................................3
E.Ruang Lingkup..........................................................................4
BAB  II LANDASAN TEORI
A.  Sejarah Rekam Medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta..........5
B.  Sistem dan Sub sistem Rekam Medis....................................... 6
C.  Sistem Penerimaan Pasien...................................................... 16
D.  Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis.................................. 19
BAB III HASIL PENGAMATAN
A.       Gambaran Umum RSUP.Dr.Sardjito Yogyakarta
1.   Sejarah,Visi,Misi dan Struktur Organisasi RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.......................................................................... 21
2.     Sejarah,Visi,Misi,dan Struktur Organisasi Rekam Medis
di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.......................................... 23
B.       Sistem dan Subsistem Rekam Medis
1.Sistem Penamaan....................................................................25
2.  Sistem Penomoran................................................................ 25
3.Sistem Penjajaran...................................................................25
4. Sistem Penyimpanan...............................................................26
5.  Sistem Penyusutan dan Pemusnahan.......................................26
C.       Sistem Penerimaan Pasien
1.  Alur dan Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ).......26
2.  Alur dan Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI)........30
3.  Alur dan Prosedur Pendaftaran Pasien Gawat Darurat ( TPPGD)..31
D.       Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis
1.  Assembling............................................................................     32
2.  Verifikasi..............................................................................      33
3.  Coding and indexing..............................................................    33
4.   Analizing and reporting.......................... ...............................   34
5.   Filing......................................................................................   37
6.  Penelitian................................................................................     39
7.  Surat Keterangan Medis...........................................................   39
BAB IV PEMBAHASAN
A.  Sistem dan Sub Sistem Rekam Medis di Rumah Sakit Dr.Sarjito........ 42
B.   Sistem Penerimaan Pasien di Dr.Sarjito............................................. 44
C.   Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis di Rumah Sakit Dr.Sarjito.... 46
BAB V PENUTUP
A.  Kesimpulan....................................................................................... 48
B.   Saran.......................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Coding Color pada Filing...............................................          37


















DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur dan Prosedur Penyusutan RM…..........................              15
Gambar 2.2 Alur Penerimaan Pasien...................................................           17

















DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1      :  Struktur Organisasi Rumah Sakit dan Rekam Medis
Lampiran 2      :  Dokumentasi Kegiatan














DAFTAR SINGKATAN

RSUP                : Rumah Sakit Umum Pusat
TPPRJ               : Tempat Pendaftran Pasien Rawat Jalan
TPPRI               : Tempat Pendaftran Pasien Rawat Inap
TPPGD             : Tempat Pendaftran Pasien Gawat Darurat
MENKES         : Menteri Kesehatan
APIKES            : Akademi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
AHIMA            : Organisasi Rekam Medis Amerika Serikat
KIB                   : Kartu Identitas Berobat
RM                    : Rekam Medis
KIUP                : Kartu Indeks Utama Pasien
PSRK                : Pengantar Sistem Rekam Kesehatan






BAB 1
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang membuat pengetahuan tentang rekaman atau catatan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya menurut informasi yang cukup mengidentifikasi pasien menguatkan diagnosis dan terapi serta merekam hasilnya kepada sarana pelayanan kesehatan. (Menkes, 2008 : 269, Huffman 1992). Tujuan rekam medis yaitu tercapainya tertib administrasi dan menunjang pelayanan rumah sakit. Fungsi rekam medis di kenal dengan istilah “ALFERD” yaitu : Administrasi, legal, financial, riset, edukasi, dokumentasi.
Pada saat ini banyak dibutuhkan tenaga rekam medis di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan karena rekam medis mulai berkembang dan menjadi salah satu bagian terpenting dari suatu sarana pelayanan kesehatan, misalnya di sebuah rumah sakit. Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan dengan memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnosa dan rehabilisasi untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan. Pelayanan rumah sakit berupa pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan penunjang medis, pelayanan medis, pelayanan perawatan, dan rehabilitasi medis. Untuk bisa menjalankan pelayanan-pelayanan diatas, sebuah rumah sakit diharapkan mempunyai sistem manajemen rekam medis yang sesuai dengan standar yang ada.
Kunjungan lapangan kali ini dilaksanakan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta karena di rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pendidikan dan telah mendapatkan predikat rumah sakit tipe A dimana peralatan dan pengolahan Instalasi Catatan Medisnya lebih maju dibandingkan dengan rumah sakit lainnya. Karena kunjungan ini untuk mengetahui sistem rekam medis yang ada di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, maka dari itu penulis memberikan judul pada laporan ini dengan “tinjauan Sistem dan sub sistem Rekam Medis Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”.

B.       Rumusan Masalah
Bagaimana Pengolahan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan Tinjauan Terhadap Sistem dan Sub Sistem Rekam Medis ?

C.      Tujuan Pelaksanaan
1.         Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengolahan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan Tinjauan Terhadap Sistem dan Sub Sistem
2.         Tujuan Khusus
a.         Mengetahui gambaran umum RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta meliputi sejarah rekam medis, struktur organisasi rumah sakit dan stuktur organisasi rekam medis di Dr. Sardjito Yogyakarta.
b.        Mengetahui sistem rekam medis yang meliputi sistem penamaan, sistem penomoran, sistem penjajaran, sistem penyimpanan, sistem penyusutan dan pemusnahan.
c.         Mengetahui sistem penerimaan pasien RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
d.        Mengetahui sistem pengolahan data rekam medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

D.            Manfaat
a.         Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan pertimbangan bagi rumah sakit khususnya unit rekam medis, dalam mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan.
b.        Bagi Akademik
Sebagai masukan dan tambahan dalam meningkatkan kualitas laporan untuk mahasiswa dan mahasiswi APIKES Citra Medika Surakarta.
c.         Bagi  Mahasiswa
Menambah wawasan tentang dunia rekam medis, bagaimana para perekam medis itu bekerja dan mengetahui alur pelayanan pasien di sarana pelayanan kesehatan.

E.      Ruang Lingkup
1.      Lingkup Keilmuan adalah bidang kesehatan sub bidang rekam medis dan informatika kesehatan.
2.      Lingkup Materi dalam pengelolaan rekam medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
3.      Lingkup Lokasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta di bagian rekam medis.
4.      Lingkup Metode yang menggunakan metode observasi.
5.      Lingkup Objek dalam pengelolaan rekam medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
6.      Lingkup waktu pada 18 Januari 2017.


BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Sejarah Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang membuat pengetahuan tentang rekaman atau catatan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya menurut informasi yang cukup mengidentifikasi pasien menguatkan diagnosis dan terapi serta merekam hasilnya kepada sarana pelayanan kesehatan (Menkes, 2008 : 269, Huffman 1992).
Kebutuhan tentang perlunya rekam medis diseluruh dunia pada awal abad 20 semakin berkembang dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang mendorong didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis di setiap Negara. Akreditasi pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses pelayanan kesehatan dan administrasi untuk dinilai. Pencatatan data ke dalam rekam medis dan pengelolaannya diperlukan ilmu dan keahlian. Oleh karena itu para perekam medis mendirikan asosiasi-asosiasi (perhimpunan) perekam medis disetiap Negara di dunia ini. Misalnya di Amerika didirikan AHIMA dan perhimpunan di dunia menyatu dalam IFHRO, sedangkan di Indonesia bernama PORMIKI (Perhimpunan Organisasi Profesianal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia).
B.       Sistem dan Sub Sistem Rekam Medis
1.         Sistem Penamaan
Sistem penamaan dalam pelayanan medis adalah tata cara penulisan nama pasien yang bertujuan untuk membedakan satu pasien dengan pasien yang lain dan untuk memudahkan dalam pengindeksan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP).

Penulisan nama dalam formulir rekam medis harus memenuhi persyaratan penulisan untuk diindeks dan memenuhi kelengkapan nama seseorang. Menurut Shofari (1998), cara menulis dan mengindeks nama dalam formulir rekam medis adalah sebagai berikut:

a.         Menulis nama orang Indonesia
1)        Nama Tunggal
Nama orang dapat terdiri dari satu suku kata, dua kata atau lebih. Nama orang hanya terdiri dari satu suku kata, diindeks sebagaimana nama itu disebut.
Contoh :
Nama
Diindeks
Junaidi
Junaidi

2)        Nama Majemuk
Nama orang Indonesia yang majemuk dan oleh si pemilik nama itu ditulis menjadi satu, diindeks sebagaimana nama itu ditulis.
Contoh :
Nama
Diindeks
Ira Ayu
Ira Ayu
3)        Nama Keluarga
Nama orang Indonesia yang menggunakan nama keluarga, yang diutamakan nama keluarganya.
Contoh :
Nama
Diindeks
Novilia Haryanto
Haryanto Novilia

b.        Menulis nama orang Cina, Korea, Vietnam dan sejenisnya
1)        Nama Asli
Nama asli orang Cina, Korea, Vietnam dan sejenisnya, diindeks dan ditulis sebagaimana nama aslinya.
Contoh :
Nama
Diindeks
Kim Ti Sung
Kim Ti Sung

2)        Nama orang Cina yang digabung dengan nama orang Eropa, nama Cina lebih diutamakan, baru menyusul nama Eropa.
Contoh :
Nama
Diindeks
Thomas Kim
Kim Thomas

c.         Menulis nama orang India, Jepang, Thailand dan sejenisnya
Kata akhir dijadikan kata tangkap utama dalam indeks, tanpa memperhatikan apakah kata akhir itu nama keluarga atau nama clan.
Contoh :
Nama
Diindeks
Junaidi Hening
Hening Junaidi
d.        Menulis nama orang Arab, Persia, Turki dan sejenisnya
1)        Nama Arab, Persia, Turki dan sejenisnya yang diikuti nama keluarga, nama keluarga dijadikan kata pengenal utama.
Contoh :
Nama
Diindeks
Sayyid Abdullah
Abdullah Sayyid
2)        Nama orang Arab, Persia, Turki, yang menggunakan kata bin, binti, nama yang didahului kata itu dijadikan sebagai pengenal utama.

Contoh :
Nama
Diindeks
Umar Bin Abu
Abu Umar Bin
e.         Menulis nama orang Eropa, Amerika, dan sejenisnya
Nama orang Eropa, Amerika, diindeks dan ditulis berdasarkan nama keluarga.
Contoh :
Nama
Diindeks
Albert Van Hook
Hook Albert Van

2.         Sistem Penomoran
Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis adalah tata cara penulisan nomor yang diberikan kepada pasien yang datang berobat sebagai bagian dari identitas pasien yang bersangkutan. Tujuannya adalah :
a.         Sebagai petunjuk pemilik folder yang bersangkutan.
b.        Sebagai pedoman dalam tata cara penyimpanan dokumen rekam medis.
c.         Sebagai petunjuk dalam pencarian dokumen rekam medis yang telah tersimpan di filing.

Menurut Shofari (2004), ada tiga sistem pemberian nomor pasien (Administrasion Numbering System) adalah sebagai berikut :
1)        Pemberian nomor cara Serial Numbering System
Yaitu sistem penomoran dimana setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas selalu mendapatkan nomor baru. Keuntungan menggunakan sistem ini petugas lebih mudah mengerjakan tugasnya, namun kerugiannya membutuhkan waktu lama untuk mencari atau mendapatkan berkas rekam medis pasien lama karena satu pasien mendapatkan lebih dari satu nomor rekam medis sehingga informasi pelayanan klinisnya menjadi tidak berkesinambungan dan dapat merugikan pasien.
2)        Pemberian nomor cara Unit Numbering System
Adalah sistem penomoran dimana sistem ini memberikan satu nomor rekam medis pada pasien berobat jalan, pasien rawat inap, pasien gawat darurat dan bayi baru lahir. Kelebihan sistem ini adalah informasi klinis dapat berkesinambungan, tetapi pengambilan data pasien akan lebih lama karena semua data dan informasi mengenai pasien dan pelayanan pendaftaran pasien yang pernah berkunjung (berobat) atau sebagai pasien lama hanya memiliki satu nomor. Kekurangan ini dapat diatasi dengan sistem pelayanan yang terpisah antara pendaftaran pasien lama atau baru.
3)        Pemberian nomor cara Serial Unit Numbering System
Sistem penomoran dengan menggabungkan sistem seri dan sistem unit. Setiap pasien yang berkunjung pada sarana pelayanan kesehatan diberikan nomor baru, tetapi dokumen rekam medis terdahulu digabungkan dan disimpan jadi satu dibawah nomor yang paling baru. Kekurangannya, petugas menjadi lebih repot setelah selesai pelayanan informasi klinis tidak berkesinambungan.
3.         Sistem Penyimpanan
Dokumen rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia, maka setiap folder harus disimpan dan dilindungi dengan baik karena bertujuan untuk :
a.         Mempermudah dan mempercepat ditemukannya kembali dokumen yang disimpan dalam rak  filing.
b.        Mempermudah mengambil dari tempat penyimpanan.
c.         Melindungi dokumen rekam medis dari bahaya pencurian, kerusakan fisik, kimiawi dan biologis.
Syarat dokumen rekam medis dapat disimpan adalah apabila pengisian pada lembar formulir rekam medis telah terisi dengan lengkap dan telah dirakit sehingga riwayat pasien urut secara kronologis. Ditinjau dari pemusatan atau penyatuan dokumen rekam medis maka cara penyimpanannya dibagi menjadi dua yaitu :

1)        Sentralisasi
Sistem penyimpanan secara sentralisasi adalah sistem penyimpanan dengan cara menyatukan formulir rekam medis milik pasien kedalam satu kesatuan dimana dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, milik seorang pasien menjadi satu dalam satu folder (map).
Keuntungannya :
a)        Data dan informasi hasil pelayanan dapat berkesinambungan kerena menyatu dalam satu folder sehingga riwayatnya dapat dibaca seluruhnya.
b)        Mengurangi duplikasi data dalam pemeliharaan dan penyimpanan rekam medis.
c)        Mengurangi jumlah biaya yang digunakan untuk peralatan dan ruangan.
Kekurangannya :
Petugas rekam medis menjadi lebih sibuk karena harus menangani unit rawat jalan dan unit rawat inap.
a)        Filing (tempat penyimpanan) dokumen rekam medis harus jaga 24 jam karena sewaktu-waktu diperlukan untuk pelayanan UGD yang dibuka 24 jam.
b)        Tempat penerimaan pasien harus bertugas 24 jam, karena dokumen rekam medis digunakan sewaktu-waktu bila pasien datang untuk berobat.
2)        Desentralisasi
Sistem penyimpanan secara desentralisasi adalah sistem penyimpanan dengan cara memisahkan formulir rekam medis milik pasien dimana dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, milik seorang pasien dipisahkan pada folder (map) yang berbeda.
Keuntungannya :
a)        Efesiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan yang lebih cepat.
b)        Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.
Kekurangannya :
a)        Terjadinya duplikasi data dalam pembuatan rekam medis, data dan informasi pelayanan pada pasien dapat disimpan lebih dari satu folder.
b)        Biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak.
4.         Penjajaran Dokumen Rekam Medis
Dokumen rekam medis yang disimpan didalam rak penyimpanan tidak ditumpuk melainkan disusun, berdiri sejajar satu dengan yang lain.
Menurut Shofari (2004), penjajaran dokumen rekam medis ada 3 cara :
a.         Sistem Nomor Langsung (Straight Numerical Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan menjajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis dari awal.
Contoh :
00-01-00
00-01-99
b.        Sistem Angka Tengah (Middle Digit Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan menjajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok tengah.
Contoh :
12-55-17
12-56-17
c.         Sistem Angka Akhir (Terminal Digit Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan menjajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka kelompok akhir.
Contoh :
01-00-42
02-00-42 



Setelah dilakukan penilaian terhadap nilai guna rekam medis dari dokumen rekam medis inaktif, tim pemusnahan dokumen rekam medis kemudian mengabadikan formulir rekam medis yang harus diabadikan sesuai dengan nilai gunanya dan memusnahkan formulir yang sudah tidak ada nilai gunanya. Menurut Shofari (1998), rangkuman kegiatan pemusnahan tersebut meliputi :

a.         Membuat berita acara pemusnahan rekam medis yang ditandatangani ketua, sekretaris, dan diketahui direktur rumah sakit.
b.        Melaksanakan pemusnahan dokumen rekam medis dengan cara dibakar dan dicacah.
c.         Membuat daftar penelaahan.

C.      Sistem Penerimaan Pasien
1.         Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ)
Tempat penerimaan pasien rawat jalan atau tempat pendaftaran pasien rawat jalan (TPPRJ) disebut juga loket pendaftaran pasien rawat jalan. Fungsi atau perannya dalam pelayanan kepada pasien adalah sebagai pemberi pelayanan akan dinilai disini. Mutu pelayanan meliputi kecepatan, ketepatan, kelengkapan dan kejelasan informasi, kenyamanan ruang tunggu dan lain-lain (Shofari, 2004).
2.         Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI)
Tempat penerimaan pasien rawat inap (TPPRI) atau ruang penerimaan pasien rawat inap (RPP) atau pusat informasi rawat inap atau pusat rumah sakit adalah salah satu bagian di rumah sakit yang kegiatannya mengatur penerimaan dan pendaftaran pasien yang akan rawat inap. Sistem pelayanan TPPRI berbeda antara pasien yang akan dirawat inap, semua pasien rawat inap harus melalui pemeriksaan rawat jalan atau gawat darurat, atau TPPRI dapat menerima pasien langsung selain melalui pasien rawat jalan dan gawat darurat (Shofari, 2004).



Keterangan :
a.         Pasien Lama
1.        Pasien datang langsung ke tempat pendaftaran rawat jalan, jika pasien mempunyai surat jaminan maka pasien harus menyerahkan surat jaminan pembiayaan perawatan atau fotocopy kartu identitas dan berkas-berkas yang dipersyaratkan.
2.        Jika pasien lama menyerahkan kartu berobat (KIB), kemudian pasien menunggu di ruang tunggu sambil di carikan dokumen pasien ke rak filing oleh petugas rekam medis, setelah itu menuju ke poliklinik yang dituju untuk menjalankan pemeriksaan.
3.        Apabila pasien di rujuk ke rawat inap, maka pasien harus memenuhi persyaratan rawat inap. Jika pasien tidak di rujuk ke rawat inap, maka pasien langsung mengurus administrasi pembayaran kemudian mengambil resep obat ke apotik dan pulang.
b.         Pasien Baru
1.        Pasien datang langsung ketempat pendaftaran rawat jalan dan mengisi identitas atau persyaratan untuk membuatkan nomer rekam medis atau KIB.
2.        Pasien baru langsung menuju ke ruang tunggu kemudian ke poliklinik yang dituju untuk menjalankan pemeriksaan.
3.        Apabila pasien dirujuk ke rawat inap, maka pasien harus memenuhi persyaratan rawat inap. Jika pasien tidak dirujuk ke rawat inap, maka pasien langsung mengurus administrasi pembayaran kemudian mengambil resep obat ke apotik dan pulang.
4.         Tempat Pendaftaran Pasien Gawat Darurat (TPPGD)
   Tempat pendaftaran pasien gawat darurat (TPPGD) merupakan tempat penerimaan pasien gawat darurat dimana unit pelayanan ini terbuka 24 jam. Dalam unit ini sistem penerimaan pasien sama dengan sistem penerimaan pasien rawat jalan tetapi yang membedakannya adalah pada saat pasien datang dengan keadaan yang gawat dan unit ini menerima pasien pada saat tengah malam.

D.      Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis
1.      Assembling (Perakitan)
Bagian assembling adalah salah satu bagian di unit rekam medis yang berperan sebagai perakit formulir rekam medis, peneliti isi data rekam medis, pengendali DRM tidak lengkap, pengendali penggunaan nomor rekam medis dan formulir rekam medis (Shofari, 2004).
2.      Verifikasi
Verifikasi berfungsi untuk mengecek kembali kelengkapan berkas rawat inap. Apabila berkas rekam medis tersebut terdapat kekurangan baik tanda tangan dokter, ringkasan masuk dan keluar maka berkas tersebut wajib di kembalikan dengan menyertakan lampiran lembaran kekurangan seperti :
a.       Ringkasan masuk dan keluar.
b.      Resume (ringkasan setelah pasien keluar dari rumah sakit).
c.       Laporan kematian dan sebab kematiannya.
d.      Rekam medis inti.
3.      Coding dan Indexing
Coding dan indexing adalah salah satu bagian dalam unit rekam medis yang berperan sebagai pencatat dan peneliti kode penyakit dan diagnosa yang ditulis dokter, kode operasi atau tindakan medis yang ditulis dokter atau petugas kesehatan lainnya, kode sebab kematian dari sebab kematian yang ditetapkan dokter (Shofari, 2004). 
4.      Analising dan Reporting
Analising dan reporting adalah salah satu bagian dalam rekam medis yang bertugas mengumpulkan data kegiatan dari unit pelayanan kesehatan. Berfungsi untuk menganalisa semua data rekam medis yang masuk ke unit rekam medis untuk diolah menjadi sebuah informasi yang disajikan dalam bentuk laporan guna mengambil keputusan manajemen (Shofari, 2004).
5.         Filing           
Filing juga merupakan salah satu bagian dalam unit rekam medis yang berperan sebagai penyimpan DRM, penyedia DRM untuk berbagai keperluan, pelindung arsip-arsip DRM terhadap kerahasiaan isi data rekam medis dan pelindung arsip-arsip DRM terhadap bahayanya kerusakan fisik, kimiawi dan biologi (Shofari, 2004). 


BAB III
HASIL PENGAMATAN

A.              Gambaran umum RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
1.         Sejarah, Visi, Misi dan Struktur Organisasi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
a.         Sejarah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Gagasan mendirikan Rumah Sakit Umum dan Pendidikan pada satu lokasi guna pendidikan calon dokter dan dokter ahli serta untuk pengembangan penelitian, pertama kali dicetuskan oleh Prof. Dr. Sardjito pada tahun 1954, dan  karena adanya kebutuhan mendesak akan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) guna mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jawa Tengah bagian Selatan.
Perjuangan tersebut baru berhasil tahun anggaran 1970/1971 menggunakan biaya dari Departemen Kesehatan RI dengan lokasi di Pingit,  sayangnya setelah ditinjau oleh Departemen  Kesehatan RI dianggap tidak memadai. Setelah pembicaraan lebih lanjut maka pembangunan RSUP dipindahkan  ke daerah Sekip dengan nama RSUP Dr. Sardjito. Penggunaan nama tersebut adalah untuk mengenang perjuangan dan jasa Prof. Dr. Sardjito.
21
RSUP Dr. Sardjito didirikan dengan SK MenKes RS no. 126/Ka/B.VII/74 tanggal 13 Juni 1974, yakni sebagai RSU tipe B

pendidikan pengelolaan oleh  Dep.Kes. RI melalui Dir.Jen.Yan.Med. Tugas utamanya adalah melakukan pelayanan kesehatan masyarakat dan melaksanakan sistem rujukan bagi masyarakat DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan, serta dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan calon dokter dan dokter ahli oleh Fakultas Kedokteran (FK) UGM.
Berdasarkan SK bersama antara Men.Kes. RI dan Menteri P & K RI No. 522/ Men.Kes/SKB/X/81 no. 0283a/U/1981 tanggal 2 Oktober 1981 telah dilakukan penggabungan RS UGM ke dalam  RSUP Dr. Sardjito dengan memanfaatkan fasilitas pemerintah, baik dana, peralatan maupun tenaga dari Departemen Kesehatan RI, Departemen Pendidikan & Kebudayaan serta instansi lain terkait. Pada tanggal 8 Februari 1982 RSUP Dr. Sardjito telah dibuka secara resmi oleh Presiden RI Ir. Soeharto.
b.        Visi RSUP Dr. Sardjito Yogjakarta
“Menjadi rumah sakit pendidikan dan rujukan nasional yang berstandar internasional”.
c.         Misi RSUP Dr. Sardjito Yogjakarta
1.        Memberikan pelayana kesehatan yang peripurna, bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, berorientasi pada keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan melalui pembinaan akuntabilasi, korporasi dan profesi.
2.        Melaksanakan pendidikan di bidang kesehatan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.
3.        Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan IPTEKDOKKES yang berwawasan global.
4.        Meningkatkan kesejateran karyawan.
5.        Meningkatkan pendapatan untuk menunjang kemandirian RS.
2.         Sejarah, Visi, Misi dan Struktur Rekam Medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
a.         Sejarah Rekam Medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Rumah Sakit  RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta  merupakan rumah sakit tipe A artinya selain sebagai tempat pelayanan kesehatan tetapi juga sebangai rumah sakit pendidikan. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta di resmikan pada tanggal 8 februari 1982 oleh presiden Ir. Soeharto.
Pada awal penyimpanan berkas rakam medis, rumah sakit ini menggunakan sistem desentralisasi (Pemisahan antaran Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan dan Rawat Inap ). Sampai pada tahun 1985 rumah sakit ini menggunakan sistem sentralisasi (Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan dan Rawat Inap menjadi satu dalam satu folder) sampai sekarang.
Untuk dapat mendukung sistem ini dan dapat berjalan dengan baik, maka pemberian nomor pasien masuk menggunakan Unit Numibering System (UNS). Untuk mempermudah dalam proses penyimpanan, pengambilan, dan pengembalian dokumen rekam medis, maka sistem penjajaran menggunakan Terminal Digit Filing System (TDF).
Pengunaan komputer di instalasi catatan medis rumah sakit di mulai pada tahun 1987. Di tahun itu, hanya terdapat satu buah personal circuit yang digunakan pada bagian Analiysing dan Reporting untuk mengolah laporan. Kemudian pada tahun 1994 Local Area Network (LAN) pertama kali digunakan untuk membuat indeks atau Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP).
b.         Visi dari Rekam Medis di RSUPDr. Sardjito Yogyakarta
“Menjadi salah satu rumah sakit unggul dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan di kawasan Asia Tenggara, yang bertumpuh pada kemandirian”.
c.          Misi dari Rekam Medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta a
                                         1)         Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, berorientasi pada keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan melalui pembinaan akuntabilitas, korporasi ,dan profesi.
                                         2)         Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.
                                         3)         Menyelenggarankan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran / kesehatan yang berwawasan global.
                                         4)         Meningkatkan kesejahateran karyawan.
                                         5)         Meningkatkan pendapatan dengan pemanfaatan sumber daya untuk menunjang kemandirian rumah sakit.

B.       Sistem dan sub sistem rekam medis
1.    Sistem Penamaan
Sistem penamaandi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, menggunakan sistem penamaan sesuai dengan nama yang tertera di kartu identitas (KTP). Sistem penamaan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan nama tunggal, dan nama majemuk.
2.         Sistem Penomoran
Sistem penomoran di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta  menggunakan UNS (Unit  Numbering System), yaitu sistem penomoran dimana setiap pasien yang datang berkunjung atau berobat diberikan nomor rekam medis baru yang berlaku selamanya sehingga petugas lebih mudah dalam pengerjaannya. Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sistem UNS (Unit  Numbering System) telah diterapkan dengan baik dalam sistem penomorannya.
3.         Sistem Penjajaran
Sistem penjajaran di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan TDF karena lebih mudah dalam pencarian dokumennya dengan dibantu petunjuk kode warna dan sistem penjajaran TDF sudah berjalan dan terstuktur dengan baik dalam pelaksanaannya.
4.         Sistem Penyimpanan
Sistem penyimpanan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta  menggunakan sistem penyimpanan sentralisasi yaitu sistem penyimpanan dokumen rekam medis dimana dokumen rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat disimpan dalam satu folder dan rak penyimpanan di ruang  filling. Sistem penyimpanan sentralisasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta telah berjalan dengan dengan baik dalam penerapannya.
5.         Sistem Penyusutan dan Pemusnahan
Sistem penyusutan dan pemusnahan dokumen rekam medis sudah dapat berjalan dengan  baik,  walaupun dalam sistem pemusnahan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta baru sekali melakukannya di mana dilaksanakan sekitar 4 tahun yang lalu sekitar tahun 2013. 

C.      Sistem Penerimaan Pasien
1.         Alur dan Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ)
RSUP Dr. Sardjito memiliki Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan 2 tempat berdasarkan jenis pasien :
a.         Gedung utama (pasien umum dengan semua jaminan)
Jika pasien tersebut menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) setelah dari tempat pendaftaran lalu antri ke tempat verifikasi kemudian antri ke loket sesuai  jaminannya. Setiap loket terdapat 2 staff yang terdiri dari rumah sakit dan pihak BPJS.
b.        Lantai 2 gedung utama (pasien umum tanpa jaminan)
1)        Blok utara (pasien umum tanpa jaminan)
Bagian ini merupakan salah satu bagian di rumah sakit yang kegiatannya mengatur pendaftaran dan penerimaan pasien yang akan berobat jalan dan bertanggung jawab terhadap data dan informasi identitas pasien rawat jalan. Di tempat pendaftaran  pasien rawat jalan pelayanan yang diberikan bersifat administratif bukan pelayanan medis, artinya pasien tidak diperiksa secara medis tetapi pasien hanya ditanya mengenai identitas pribadi maupun sosial untuk keperluan administrasi. Terdapat 2 staff rekam medis untuk shiff pagi dan 1 staff rekam medis untuk shiff sore.
Pada bagian Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan(TPPRJ) ada beberapa unit yang terkait antara lain: Assembling, filling (untuk pasien lama), Kasir, dan Apotik. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta terdiri dari 6 loket berbasis komputerisasi yang mempunyai fungsi sebagai berikut:
a)         Loket 1 dan 2 untuk pelayanan pasien Asuransi Keluarga Miskin (ASKIN).
b)        Loket 3 untuk pelayanan pembayaran atau bagian kasir.
c)         Loket 4 untuk pelayanan pasien baru.
d)        Loket 5 untuk pelayanan pasien umum.
e)         Loket 6 untuk pelayanan pasien ASKES (Asuransi Kesehatan).
Pasien yang mendaftar dibedakan menjadi dua yaitu pasien baru dan pasien lama. Pasien baru adalah pasien yang baru pertama kali berobat kerumah sakit, maka oleh petugas Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta pasien tersebut dibuatkan Kartu Indeks Berobat (KIB) secara elektronik dengan menggunakan barcode dan harus di bawa tiap kali berobat kembali kerumah sakit. Setelah di catat identitas sosialnya kemudian pasien di loket kasir untuk membayar administrasi. Pasien lama adalah pasien yang pernah datang sebelumnya untuk berobat, pasien ini perlu mendaftar di loket khusus pasien lama kemudian menyerahkan KIB (Kartu Indeks Berobat) yang akan di gunakan untuk mencari DRM (Dokumen Rekam Medis) pasien tersebut di ruang  filing. Setelah pendaftaran selesai pasien lama dan baru menuju ke poliklinik sesuai dengan penyakit atau keluhan pasien tersebut untuk kemudian dilakukan pelayanan tindakan medis di poliklinik.
Alur pendaftaran rawat jalan di RSUP Dr. Sardjito ada 2 cara :


a.    Cara mendaftaran pasien lama
1)   Jika membawa KIB
Pasien datang ke tempat pendaftaran dengan membawa KIB, selanjutnya petugas pendaftaran mengantrikan no rekam medis yang ada dalam KIB pasien ke dalam komputer dan kartu identitas pasien yang ada dalam tempat pendaftaran, petugas juga menulis keperluan pasien dalam buku distribusi, kemudian pasien membayar biaya administrasi.
2)   Jika pasien tidak membawa KIB
Pasien datang ke tempat pendaftaran, selanjutnya petugas memberi form kosong untuk diisi oleh pasien mengenai identitas pasien. Kemudian petugas pendaftaran mengantrikan identitas tersebut ke dalam komputer, petugas juga menulis keperluan pasien dalam buku distribusi, dan pasien mendapat KIB baru, selanjutnya pasien membayar biaya administrasi.
b.      Cara mendaftar pasien baru :
Pasien datang kemudian petugas membuatkan Kartu Indentitas Berobat (KIB), kartu indeks utama pasien (KIUP), dan dokumen rekam medis. Yang selanjutnya KIB diberikan kepada pasien, KIUP untuk disimpan di TPPRJ dari dokumen rekam medis diberikan ke Unit Rawat Jalan.


Dari dokumen rekam medis di TPPRJ, kemudian petugas mengantrikan data tersebut ke komputer, setelah data di entri, dokumen tersebut di sortir atau dipisahkan menurut poli yang sesuai penyakit yang  di derita pasien, yang terakhir petugas distribusi mendistribusikan ke semua poli.
Dokumen dari tempat pendaftaran, kemudian petugas mengantri data tersebut ke komputer. Dokumen tersebut di sortir atau dipilih sesuai nomor rekam medis kemudian simpan.
2.         Alur dan Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Inap ( TPPRI)
TPPRI atau administration office merupakan tempat dimana pengaturan pasien rawat inap dilakukan, sehingga informasi lokasi ruangan (bangsal) pasien yang di rawat inap dapat diperoleh di sini. Pasien yang akan di rawat inap berasal dari IRJ, dan UGD. Tetapi TPPRI juga menerima pasien rujukan dari rumah sakit lain sehingga harus dibuka 24 jam.
Di rumah sakit Sardjito Yogyakarta terdapat 8 loket, yaitu :
a.         Loket 1 digunakan untuk pelayanan pembayaran lewat bank.
b.        Loket 2 digunakan untuk pembayaran secara case.
c.         Loket 3-4 digunakan untuk pembayaran melalui ASKES PNS
d.        Loket 5 digunakan untuk pengurusan ASKIN.
e.         Loket 6 digunakan untuk informasi TPPRI.
f.         Loket 7 digunakan untuk melayani JAMSOSTEK.
g.        Loket 8 digunakan untuk melayani ikatan kerjasama.
Alur pasien rawat inap :
Pasien dari klinik 24 jam atau IGD mendapat admission note atau surat pengantar rawat inap kemudian pasien melakukan registrasi yang meliputi persetujuan rawat inap, setelah itu pasien bisa di antar  petugas ke ruangan / bangsal.
3.      Tempat Pendaftaran Pasien Gawat Darurat (TPPGD)
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cidera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat ditemukan dokter dari berbagai spesialisasi bersama sejumlah perawat dan .
Saat tiba di UGD, pasien biasanya menjalani pemilihan terlebih dahulu, anamnesis untuk membantu menentukan sifat dan keparahan penyakitnya. Penderita yang terkena penyakit serius biasanya lebih sering mendapat visite lebih sering oleh dokter dari pada mereka yang penyakitnya tidak begitu parah. Setelah penaksiran dan penanganan awal, pasien bisa di rujuk ke RS, distabilkan dan dipindahkan ke RS lain karena berbagai alasan, atau dikeluarkan. Di RSUP Dr. Sardjito UGD buka 24 jam, meski pada malam hari jumlah staff yang ada di sana akan lebih sedikit.



D.      Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis
1.         Assembling
Assembling adalah bagian di instalasi rekam medis yang bertugas melakukan verifikasi yaitu meneliti dan menganalisa kelengkapan isi Dokumen Rekam Medis (DRM) yang telah di kembalikan dari Unit Rawat Jalan (URJ) dan Unit Rawat Inap (URI) bersama dengan sensus harian.
Dokumen Rekam Medis (DRM) di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta jika ada yang dikembalikan belum lengkap maka Dokumen Rekam Medisnya akan dipisahkan dengan Dokumen Rekam Medis (DRM) yang sudah lengkap. Ketidaklengkapan dokumen tersebut akan ditulis pada kertas kecil dan di klip bersama dokumen dalam satu folder dan diletakkan pada rak dokumen tidak lengkap agar mudah diambil untuk segera di lengkapi. Setelah itu petugas akan menghubungi pihak yang bersangkutan untuk segera melengkapi dokumen tersebut. Setelah lengkap, dokumen tersebut disusun menurut standar penyusunan yang telah ditentukan, kemudian diserahkan kebagian coding dan indexing untuk dilakukan pengkodean dan pengindekan. Sedangkan, sensus harian diserahkan kebagian analising reporting untuk diolah sebagai bahan untuk pembuatan pelaporan.
Secara umum fungsi assembling selain yang disebutkan di atas adalah mengendalikan penggunaan nomor rekam medis. Tetapi sekarang setelah menggunakan komputerisasi pengendalian penggunaan nomor ini secara otomatis telah diatur oleh program komputer secara rapi dan teratur dan menggunakan prosedur penomeran yang telah diterapkan yaitu Unit Numbering System (UNS).
Selain itu, petugas assembling juga melakukan sensus harian setiap harinya berdasarkan dokumen rekam medis yang diterima. Kemudian sensus harian diserahkan ke ruang analising reporting untuk diolah untuk pelaporan.
2.      Verifikasi
Di RSUP dr. Sardjito verifikasi yang dilakukan yaitu apabila berkas tersebut ada kekurangan maka wajib dikembalikan dengan lampiran lembar kekurangan. Di RSUP dr. Sardjito menerapkan sistem bahwa 24 jam setelah pasien pulang, DRM harus kembali. Jika DRM sudah kembali tetapi ada kekurang dalam pengisian seperti tanda tangan dokter, diagnosa, dll, maka wajib diisi terlebih dahulu dan diberi waktu selama 3 kali 24 jam.
3.         Coding dan Indexing
Coding dan Indexing berfungsi sebagai peneliti dan pengoreksi penulisan kode penyakit, kode tindakan atau operasi, kode sebab kematian dan kode dokter. Coding dan indexsing bertujuan untuk mempermudah penyimpanan, retrieval, analisis maupun komparasi data informasi kesehatan guna menunjang manajemen dan riset kesehatan. Cara mengkode penyakit, petugas rekam medis RSUP Dr. Sardjito menggunakan International Classification Of Desease (ICD-10) volume 1 dan 3 untuk mengkode tindakan atau operasi menggunakan International Classification Disease Ninth Edition Clinical Modification (ICD-9 CM).
Pengkodean di RSUP Dr. Sardjito dilakukan belum sepenuhya komputerisasi, tetapi masih membutuhkan pengkodean secara manual dengan pertimbangan bahwa pengkodean dengan komputer masih terdapat kendala yaitu, ICD-10 elektronik yang digunakan belum lengkap sehingga belum mencakup seluruh isi ICD-10 manual (buku ICD-10). ICD (International Classification Disease) elektronik juga belum bisa digunakan untuk pengkodean ganda. Namun, tidak menutup kemungkinan RSUP Dr. Sardjito akan menggunakan pengkodean secara komputerisasi keseluruhan menggunakan ICD (International Classification Disease) elektronik yang telah disempurnakan pada nantinya.
Selain melakukan pengkodean, petugas rekam medis di coding dan indexing juga melakukan tugas mengindeks. Ada empat macam index yang harus dibuat yaitu : index penyakit, index tindakan, index dokter, index kematian.
4.    Analizing dan Reporting
Bagian ini merupakan terminal dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan data-data rekam medis seperti, data pasien dan semua data yang ada di rumah sakit. Semua data yang telah masuk ke bagian analyzing dan reporting ini, akan diolah menjadi informasi yang akan disajikan dalam bentuk laporan guna pengambilan keputusan manajemen di rumah sakit.
Laporan-laporan yang dibuat ada 2 macam yaitu :
a.         Laporan Intern
Laporan interen dilaporkan kepada direksi rumah sakit, yaitu laporan tentang volume kegiatan di Unit Rawat Jalan (URJ) dan Unit Rawat Inap (URI).
1)        Volume kegiatan pelayanan di Unit Rawat Jalan (URJ)
a)        Jumlah Kunjungan dan Pengunjung
b)        Morbiditas pasien rawat jalan di masing-masing poliklinik
c)        Sepuluh besar penyakit di URJ
d)       Jumlah pasien rujukan
e)        Jumlah pasien datang sendiri
2)        Volume kegiatan pelayanan di Unit Rawat Inap (URI)
a)        Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu rata-rata prosentase tempat tidur terisi.
b)        Length Of Stay (LOS) yaitu rata-rata lama perawatan pasien.
c)        Trun Over Interval (TOI) yaitu rata-rata lama tempat tidur kosong.
d)       Bed Trun Over (BTO) yaitu rata-rata jumlah pasien yang menggunakan tempat tidur.


b.    Laporan Ekstern
Laporan eksteren ini dibutuhkan oleh pihak luar rumah sakit misalnya Departemen Kesehatan. Laporan ekstren meliputi :
RL.1           : Data kegiatan rumah sakit tiap-tiap unit
RL.2a          : Data keadaan morbiditas pasien rawat inap
RL.2b         : Data keadaan morbiditas pasien rawat jalan
RL.2a1        : Data keadaan penyakit khusus pasien rawat inap
RL.2b1       : Data keadaan penyakit khusus pasien rawat jalan
RL.2c          : Data status imunisasi
RL.2.1        : Data individual morbiditas pasien rawat inap
RL.2.2        : Data individual morbiditas pasien rawat jalan
RL.2.3        : Data individual morbiditas pasien rawat inap, bayi lahir
                       atau mati
RL.3           : Data inventarisasi pelayanan rumah sakit
RL.4           : Data ketenagaan rumah sakit
RL.4a          : Data individual ketenagaan rumah sakit
RL.5           : Data peralatan medis di rumah sakit
RL.6           : Data pelaporan inveksi nosokomial
Berdasarkan informasi yang telah diolah akan disajikan dalam grafik Barber Johnson dari setiap bangsal rawat inap. Selain laporan rutin yang disebut diatas, petugas rekam medis di bagian analyzing dan reporting juga melayani permintaan visum et repertum yang merupakan alat bukti yang sah apabila terjadi tindak pidana. Cara mendapatkan visum diatur berdasarkan :
a.         Dasar hukum tindak pidana yang berlaku untuk warga sipil.
b.         Dasar undang-undang militer yang berlaku untuk warga militer.
5.         Filing
Filing adalah suatu ruanagan di unit rekam medis yang bertanggung jawab terhadap penyimpanan retensi dan pemusnahan dokumen rekam medis selain itu filing juga menyediakan dokumen rekam medis yang telah lengkap isinya sehingga dapat memudahkan pengguna mencari informasi sewaktu-waktu.
RSUP Dr.Sardijto dalam penjajarannya menggunakan sistem Terminal Digit Filiing (TDF) yaitu menggunakan dua digit angka terakhir sebagai pedoman. Selain menggunakan dua digit angka terkhir dirumah sakit tersebut juga menggunakan sistem kode warna (Coding Color) dalam proses penyimpanan. Ada sembilan macam warna berbeda yang digunakan yaitu:

Warna-warna ini digunakan sesuai nomor rekam medis dua digit terakhir yang ditempelkan pada map atau folder bagian depan. Warna-warna ini berfungsi suntuk mengetahui apakah penyimpanan sudah sesuai tempatnya atau belum. Guna mempermudah pengembalian dokumen rekam medis, maka setiap dokumen harus disisipkan TRACER (Kartu penunjuk kemana dokumen keluar) terlebih dahulu warna tracer yang digunakan:
a.         Hijau dan biru                 : Rawat jalan
b.        Merah dan orange           : Penelitian
c.         Hitam                              : Penggabungan
Adapun isi tracer adalah sebagai berikut:
a.         Nomor Rekam Medis
b.        Nama Lengkap
c.         Penyakit
d.        Tanggal Kunjungan
     RSUP Dr.Sardjito dalam penyimpanan berkas dokumen rekam medis menggunakan sistem rak terbuka. Sebelum menggunakan rak terbuka sebenarnya tempat penyimpanannya menggunakan rak tertutup tetapi karena banyaknya dokumen pasien dan raknya tidak mampu menampung sehingga rak yang digunakan adalah rak terbuka selain itu dengan digunakanya rak terbuka lebih dapat memudahkan petugas mengambil dan mengecek dokumen rekam medis yang tersimpan.
       Selain itu proses penyimpanannya menggunakan sistem Sentralisasi yaitu semua data-data dari Unit Rawat jalan maupun Rawat Inap dijadikan satu untuk kemudian diolah menjadi satu informasi rumah sakit.
6.         Penelitian
Berfungsi untuk meneliti dan mengecek apakah ada dokumen rekam medis yang keluar dari dokumen ruang rekam medis atau tidak.
Dokumen yang boleh keluar dari ruang rekam medis digunakan untuk :
a.         Penelitian
b.        Laporan khusus
c.         Pasien yang berobat lagi
d.        Bukti hukum
Petugas yang meminjam rekam medis tidak diperbolehkan membawa dokumen tersebut keluar dari ruang rekam medis. Selain itu bagian ini juga berwenang melayani mahasiswa yang ingin melakukan penelitian.
7.         Surat Keterangan Medis
RSUP Dr.Sardjito ada 4 macam keterangan medis yaitu:
a.         Surat Asuransi
Apabila pasien masuk kerumah sakit dengan membawa surat asuransi maka pasien wajib melampirkan surat-surat lain yaitu:
1)        Surat permohonan dari kantor polisi yang ditunjukan ke rumah sakit.
2)        Surat kuasa, adapun pengisian surat kuasa,jika:
a)      Diisi oleh pasien maka harus dilampirkan foto copy KTP pasien beserta materai 6000.
b)        Diisi oleh ahli waris jika :
Suami dan istri harus dilengkapi akte nikah dan orang tua dan anak harus dilengkapi akte kelahiran.
b.        Surat Jasa Raharja
Apabila pasien datang kerumah sakit dengan membawa surat jasa raharja, maka persyaratannya sama dengan persyaratannya yang ditunjukan pada pasien yang membawa surat asuransi namun permohonan diwajibkan datang sendiri dan mengisi formulir:
1)        Jika pasien sendiri maka dilampirkan foto copy KTP pasien dengan materai 6000.
2)        Jika ahli waris:
a)         Suami dan Istri diminta melengkapi akte nikah.
b)        Orang tua dan anak diminta melengkapi akte kelahiran.
c.         Duplikat surat kematian
Apabila pemohon ingin meminta duplikat syarat kematian saudara dan kerabat dari rumah sakit maka pemohon wajib memenuhi persyaratan dari rumah sakit.
Adapun persyaratan sama dengan pada surat asuransi namun wajib dilampirkan surat lain diantaranya:
1)        Laporan kehilangan dari kantor polisi.
2)        Foto copy perincian rawat inap.
3)        No.Rekam Medis rawat jalan.
d.        Duplikat surat kelahiran
Untuk meminta duplikat surat kelahiran, adapun persyaratan yang ditunjukan sama dengan persyaratan yang ditunjukan kepada pemohon sama dengan persyaratan yang diajukan kepada pemohon yang meminta duplikat surat kematian.


BAB IV
PEMBAHASAN

A.      Sistem dan Sub Sistem Rekam Medis di RSUP Dr.Sardjito
1.         Sistem Penamaan
Sistem penamaandi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, menggunakan sistem penamaan sesuai dengan nama yang tertera di kartu identitas (KTP), SIM, Passpor.  Baik digunakan untuk penamaan orang asli Indonesia maupun orang asing. Sistem penamaan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan nama tunggal, dan nama majemuk. Sistem penamaan ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukaan oleh Shofari (1998).
2.         Sistem Penomoran
Sistem penomoran di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta  menggunakan UNS (Unit  Numbering System), yaitu sistem penomoran dimana setiap pasien yang datang berkunjung atau berobat diberikan nomor rekam medis baru yang berlaku selamanya sehingga petugas lebih mudah dalam pengerjaannya. Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sistem UNS (Unit  Numbering System) telah diterapkan dengan baik dalam sistem penomorannya. Sistem penomoran ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukaan oleh Shofari (1998).


3.         Sistem Penjajaran
Sistem penjajaran di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan TDF karena lebih mudah dalam pencarian dokumennya dengan dibantu petunjuk kode warna dan sistem penjajaran TDF sudah berjalan dan terstuktur dengan baik dalam pelaksanaannya. Sistem penjajaran ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukaan oleh Shofari (1998).
4.         Sistem Penyimpanan
Sistem penyimpanan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta  menggunakan sistem penyimpanan sentralisasi yaitu sistem penyimpanan dokumen rekam medis dimana dokumen rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat disimpan dalam satu folder dan rak penyimpanan di ruang filling. Sistem penyimpanan sentralisasi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta telah berjalan dengan dengan baik dalam penerapannya. Sistem penyimpanan ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukaan oleh Shofari (1998).
5.         Sistem Penyusutan dan Pemusnahan
Sistem penyusutan dan pemusnahan dokumen rekam medis sudah dapat berjalan dengan  baik, dalam sistem pemusnahan baru sekali di lakukan oleh RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, yaitu 4 tahun yang lalu. Hal itu dikarenakan RSUP Dr.SardjitoYogyakarta mengutamakan pelayanan kesehatan sehingga rumah sakit menghargai pasien jika sewaktu-waktu pasien datang untuk meminta duplikat dokumen untuk kepentingan yang lain walaupun telah berobat beberapa tahun yang lalu.

B.          Sistem Penerimaan Pasien di RSUP Dr. Sardjito
1.      Alur dan prosedur Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ)
Sering dikenal sebagai loket pendaftaran rawat jalan dan juga tempat penyediaan dokumen baru bagi kunjungan pertama dan pencarian nomor rekam medis untuk pasien kunjungan ulang. Menerima pasien baru dengan atau tanpa jaminan kesehatan dan pasien lama dengan atau tanpa jaminan kesehatan. Pasien lama harus menunjukan KIB kepada petugas TPPRJ jika pasien lama lupa membawa KIB maka akan dilihat datanya di KIUP yang disimpan dirumah sakit. Jika pasien baru akan mendapatkan KIB, KIUP dan buku register.
Petugas loket pendaftaran akan mengkomunikasikan kebenaran data dengan pasien, setelah itu di ICM akan muncul tracer. Petugas ICM mengambil dokumen dan diantar. RSUP dr. Sardjito memiliki 10 petugas pendistribusian rawat jalan. Kurang lebih dalam satu hari di rumah sakit ini ada 1000 pasien yang membutuhkan pelayanan. Selain itu, petugas rekam medis di loket pendaftaran juga harus memberikan perhatian terhadap antrian pasien untuk memprioritaskan keadaan pasien yang datang. Alur pasien rawat  jalan di RSUP Dr.Sardjito sudah sesuai dengan teori shofari (2004).

2.      Alur dan   Prosedur Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI)
TPPRI merupakan tempat penerimaan pasien rawat inap yang memberikan informasi tentang bangsal, tempat tidur kosong dan kelas perawatan sesuai dengan admissing note. RSUP dr. Sardjito menerima pasien rawat inap 24 jam maka, ruang filling harus dibuka 24 jam juga.
Subsistem dari TPPRJ di RSUP dr. Sardjito yaitu penamaan sesuai dengan kartu identitas diri, penomoran, regristrasi lalu di instalasi catatan medis akan muncul nomor rekam medis. Petugas loket pendaftaran akan mengkomunikasikan kebenaran data dengan pasien, setelah itu di ICM akan muncul tracer. Petugas ICM mengambil dokumen diantar. Alur pasien rawat  inap  di RSUP Dr.Sardjito sudah sesuai dengan teori shofari (2004).

3.      Alur dan prosedur Rawat Darurat
Subsistemnya sama seperti rawat inap dan rawat jalan. Tetapi yang mengambil DRM rekam medis dari ICM adalah petugas yang berjaga di UGD.RSUP dr. Sardjito selain mempunyai UGD, juga mempunyai klinik 24 yang berfungsi untuk menghindari pasien yang datang di luar jam kerja. Alur pasien rawat  darurat di RSUP Dr.Sardjito sudah sesuai dengan teori shofari (2004).


C.    Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis di RSUP Dr. Sardjito
1.      Assembling (Perakitan)
Assembling merupakan unit rekam medis yang bertujuan untuk meneliti kelengkapan dokumen yang telah di kembalikan dari rawat jalan maupun rawat inap. RSUP Dr.Sardjito mengelola berkas rekam medis dengan cara mengurutkan atau merakit kembali ke unit yang bersangkutan setelah dokumen lengkap langsung diserahkan pada bagian coding.
2.      Verifikasi
Verifikasi berfungsi untuk mengecek kembali kelengkapan berkas rawat inap. Apabila berkas rekam medis tersebut terdapat kekurangan baik tanda tangan dokter, ringkasan masuk dan keluar maka berkas tersebut wajib di kembalikan dengan menyertakan lampiran lembaran kekurangan seperti :
a.     Ringkasan masuk dan keluar.
b.    Resume (ringkasan setelah pasien keua dari rumah sakit).
c.     Laporan kematian dan sebab kematiannya.
d.    Rekam medis inti.
2.      Coding dan Indexing
Fungsi Coding yang dilakukan di RSUP Dr.Sardjito hanya mempunyai 2 petugas coding. Sebagai mana meneliti dan pengoreksi penulisan kode penyakit dan tindakan atau operasi.
3.      Analising dan Reporting
      Dalam unit rekam medis di RSUP Dr.Sardjito, analising and reporting berfungsi sebagai penganalisis dan laporan dalam sistem pelayanan rekam medis untuk diolah menjadi informasi yang di sajikan dalam laporan guna mengambil keputusan menejemen di rumah sakit.
4.         Filing           
Di RSUP Dr.Sardjito filing merupakan suatu tempat yang bertanggung jawab terhadap penyimpanan, tempat pemyimpanan sangat ketat dan terjaga. Ruang filing mempunyai password dan berfasilitas AC dan tidak sembarang orang yang masuk ke ruangan, jika ingin masuk ke ruangan tersebut harus ijin dari pihak rumah sakit tempat penyimpanan. Filling yang di terapkan yaitu sistem penjajaran TDF, penyimpanan dokumen dengan rak terbuka serta proses penyimpanan dengan sistem sentralisasi.



BAB V

                 PENUTUP

A.      Kesimpulan

Dalam kunjungan lapangan ini banyak wawasan dan pengetahuan yang penulis dapatkan adapun kesimpulan dari pelaksanaaan kunjungan ini yaitu:
1.         RSUP Dr. Sardjito merupakan rumah sakit pendidikan yang bertipe A dengan fasilitas lengkap.
2.         Kegiatan rekam medis di RSUP Dr. Sardjito sudah menggunakan komputerisasi.
3.         Petugas rekam medis mengkode penyakit menggunakan ICD-10 dan ICD-9 CM yang sudah elektronik.
4.         Sistem rekam medis yang di terapkan di RSUP Dr. Sardjito memakai sistem komputerisasi yang baik sehingga sangat efektif dan efisien.
5.         Sistem penamaan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan nama tunggal dan nama majemuk.
6.         Sistem penomoran di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. SardjitoYogyakarta menggunakan sistem penomoran Unit Numbering System (UNS).
7.          Sistem penjajaran di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan sistem penjajaran Terminal Digit Filing (TDF)
8.        
48
Sistem penyimpanan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta menggunakan sistem Sentralisasi.

B.       Saran

Saran yang ingin penulis sampaikan kepada RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta setelah mengikuti kunjungan lapangan :
1.         RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta diharapakan dapat menjaga dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di RS.
2.         Perlu adanya penambahan staff instansi catatan medis yang bertugas di ruang coding. Dikarenakan jumlah DRM yang harus di Kode sangat banyak.
3.         Perlu adanya penambahan ruang filing, karena semakin bertambahnya DRM.
4.         Kedepannya diharapkan agar kerja sama antara RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan APIKES Citra Medika Surakarta dapat terjalin dengan baik.

 












DAFTAR PUSTAKA

Yamtini,Ika,2012.Laporan Kunjungan Lapangan di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.Surakarta :APIKES Citra Medika Surakarta.

Sardjitohospital.2010.Sejarah Rumah Sakit .http://sardjitohospital.co.id/sejarah rumah sakit. Diakses tanggal 22 Januari 2017 Pukul 08.54 WIB.

Suyoko.2009.sejarah rekam medis.http://suyoko.blogspot.com/2009/01/sejarah-rekam-medis. Diakses tanggal 22 Januari 2017 Pukul  12.32 WIB.

Pdpersi.2007.sistemdan sub sistem rekam medis. http://www.pdpersi.co.id/ sistem dan sub sistem rekam medis Diakses tanggal 22 Januari 2017 Pukul 11.07 WIB.